Kamis, 26 Januari 2012

Keanekaragaman hayati


Keanekaragaman hayati adalah Seluruh keanekaan bentuk kehidupan di bumi, beserta interaksi diantara mereka dan antara mereka dengan lingkungannya. Keanekaragaman hayati atau keragaman hayati merujuk pada keberagaman bentuk-bentuk kehidupan: tanaman yang berbeda-beda, hewan dan mikroorganisme, gen-gen yang terkandung di dalamnya, dan ekosistem yang mereka bentuk.  Kekayaan hidup adalah hasil dari sejarah ratusan juta tahun berevolusi.  
Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak di antara dua benua (Asia dan Australia) serta dua samudera (Pasifik dan Hindia), dikaruniai keanekaragaman hayati yang amat kaya dan khas.
Keanekaan sistem pengetahuan dan kebudayaan masyarakat juga terkait erat dengan keanekaragaman hayati. Sehingga keanekaragaman hayati mencakup semua bentuk kehidupan di muka bumi, mulai dari makhluk sederhana seperti jamur dan bakteri hingga makhluk yang mampu berpikir seperti manusia, mulai dari satu tegakan pohon di pekarangan rumah hingga ribuan tegakan pohon yang membentuk suatu sistem jejaring kehidupan yang rumit.
Proses evolusi memiliki arti bahwa kolam keragaman hidup bersifat dinamis: akan meningkat ketika varian genetik baru dihasilkan, spesies atau ekosistem baru terbentuk; akan menurun ketika varian genetik dalam salah satu spesies berkurang, salah satu spesies punah atau sebuah ekosistem yang kompleks menghilang.  Konsep ini meliputi hubungan antar makhluk hidup dan proses-prosesnya.

Tingkatan Keanekaragaman hayati 

Keanekaragaman hayati biasanya dipertimbangkan pada tiga tingkatan: keragaman genetik, keragaman spesies dan keragaman ekosistem.
  • Keragaman genetik merujuk kepada perbedaan informasi genetik yang terkandung dalam setiap individu tanaman, hewan dan mikroorganisme.  Keragaman genetik terdapat di dalam dan antara satu populasi spesies maupun spesies yang berbeda.
  • Keragaman spesies merujuk pada berbedanya spesies-spesies yang hidup. 
  • Keragaman ekosistem berkaitan dengan perbedaan dari habitat, komunitas biotik, dan proses ekologi, termasuk juga tingginya keragaman yang terdapat pada ekosistem dengan perbedaan habitat dan berbagai jenis proses ekologi.

KERAGAMAN GENETIK

Keragaman genetik mengacu pada variasi gen di dalam spesies.  Ini meliputi variasi genetik antara populasi yang berbeda dari spesies yang sama, seperti 4 jenis rosella pipi putih, Platycercus eximius.  Hal tersebut juga meliputi variasi genetik dalam populasi yang sama, dimana tampak relatif tinggi pada eukaliptus yang tersebar luas seperti Eucalyptus cloeziana, E. delegatensis, dan E. saligna.(2)  Keragaman genetik dapat diukur dengan menggunakan variasi berdasarkan DNA dan tehnik lainnya.(3)

Variasi genetik baru terbentuk dalam populasi suatu organisme yang dapat bereproduksi secara seksual melalui kombinasi ulang dan pada individu melalui mutasi gen serta kromosom.  Kumpulan variasi genetik yang berada pada populasi yang bereproduksi  terbentuk melalui seleksi.  Seleksi tersebut mengarah kepada salah satu gen tertentu yang disukai dan menyebabkan perubahan frekuensi  gen-gen pada kumpulan tersebut.
Perbedaan yang besar dalam jumlah dan penyebaran dari variasi genetik ini dapat terjadi sebagian karena banyaknya keragaman dan kerumitan dari habitat-habitat yang ada, serta berbedanya langkah-langkah yang dilakukan tiap organisme untuk dapat hidup.

Jumlah yang diperkirakan adalah terdapat kurang lebih 10,000,000,000 gen berbeda yang tersebar pada biota-biota di dunia, walaupun tidak semuanya memberikan kontribusi yang sama pada keragaman genetik.(4)  Secara khusus, gen-gen yang mengontrol dasar proses biokimia dipertahankan secara kuat oleh berbagai kelompok spesies (atau taksa) dan umumnya memperlihatkan perbedaan yang kecil.  Gen lain yang lebih terspesialisasi meperlihatkan tingkat variasi yang lebih besar.

KERAGAMAN SPESIES

Keragaman spesies mengacu kepada spesies yang berbeda-beda.  Aspek-aspek keragaman spesies dapat diukur melalui beberapa cara.  Sebagian besar cara tersebut dapat dimasukkan ke dalam tiga kelompok pengukuran:  kekayaan spesies, kelimpahan spesies dan keragaman taksonomi atau filogenetik.(5)

Pengukuran kekayaan spesies menghitung jumlah spesies pada suatu area tertentu.  Pengukuran kelimpahan spesies mengambil contoh jumlah relatif dari spesies yang ada.  Contoh yang biasanya diperoleh sebagian besar terdiri dari spesies yang umum, beberapa spesies yang tidak terlalu sering dijumpai dan sedikit spesies yang jarang sekali ditemui.  Pengukuran keragaman spesies yang menyederhanakan informasi dari kekayaan dan kelimpahan relatif spesies ke dalam satu nilai indeks merupakan yang paling sering didunakan.(5), (6).  Pendekatan lainnya adalah dengan mengukur keragaman taksonomi atau filogenetik, yang mempertimbangkan hubungan genetik antara kelompok-kelompok spesies.  Pengukuran yang didasarkan pada analisa yang menghasilkan klasifikasi secara hirarkis ini pada umumnya ditampilkan dalam bentuk ‘pohon’ yang mengesampingkan pola percabangan agar dapat mewakili secara keseluruhan evolusi filogenetik dari taksa terkait.

Pengukuran keragamamn taksonomi yang berbeda-beda berhubungan dengan bermacam-macamnya karakteristik taksa dan hubungan yang ada.(7), (8).  Tingkat spesies pada umumnya dinilai sebagai yang paling sesuai untuk memperkirakan keragaman antara organisme.  Hal ini disebabkan karena spesies merupakan fokus utama dari mekanisme evolusi sehingga terjabarkan dengan baik.  Pada tingkat global, diperkirakan 1.7 juta spesies telah dijelaskan; saat ini diperkirakan jumlah total spesies yang ada berkisar antara lima juta hingga hampir mencapai 100 juta spesies.(9)  Di Australia, dengan perkiraan jumlah total spesies lokal (kecuali bakteri dan virus) 475,000, kira-kira setengahnya telah diketahui, hanya seperempatnya telah dijelaskan secara formal.(10)  Estimasi jumlah spesies ini diharapkan dapat meningkat melalui studi terhadap beberapa kelompok yang jarang diperhatikan; seperti mikroorganisme, fungi, nematoda, hama dan serangga.

Pada skala yang lebih besar keragaman spesies tidak tersebar secara merata di seluruh dunia.  Satu pola yang paling jelas dalam penyebaran spesies di dunia adalah sebagian besar kekayaan spesies terpusat pada wilayah katulistiwa dan cenderung menurun ke arah kutub.  Secara umum, terdapat lebih banyak spesies per unit area di wilayah tropis dibandingkan dengan wilayah sub-tropis dan lebih banyak spesies di wilayah sub-tropis dibandingkan wilayah di daerah kutub.  Sebagai tambahan, keragaman di ekosistem darat pada umumnya berkurang sengan bertambahnya ketinggian.  Faktor lain yang dipercaya mempengaruhi keragaman di darat adalah curah hujan dan tingkat nutrien.  Pada ekosistem laut, kekayaan spesies cenderung terpusat pada lempeng benua, walaupun komunitas laut dalam juga cukup tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar